1. Metode Abjad.
Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada siswa: a b c d e f g h i j k
l m n o p q r s t u v w x y z. Selain yang dipasang di papan tulis,
masing-masing huruf tadi juga perlu ditulis dalam sebuah kartu (satu huruf satu
kartu). Guru memberikan contoh cara membaca huruf-huruf di atas, dan siswa
menirukan. Mula-mula bersifat klasikal (seluruh kelas), kemudian dipecah-pecah
lagi menjadi separoh kelas, seperempat kelas, per dua bangku, akhirnya
perorangan, kembali dua bangku, seperempat kelas, separoh kelas, dan kembali ke
seluruh kelas. Apabila pengenalan huruf tadi sudah lancar, maka guru mulai bisa
menugaskan beberapa siswa untuk mengambil huruf-huruf tertentu dari kartu-kartu
huruf yang tersedia. Biarkan siswa mengenal huruf-huruf itu tanpa makna karena
tujuannya adalah mengenal dan memahami huruf (abjad). Lakukan kegiatan ini
berulang-ulang sehingga siswa benar-benar mengenal dan memahami huruf-huruf
itu. Selanjutnya, kegiatan dapat
ditingkatkan dengan membentuk kata. Pilih beberapa konsonan dan vokal, yang
apabila digabungkan bisa menjadi kata yang bermakna. Misalnya: m a m a.
Tempel atau tulis huruf m-a-m-a di papan tulis. Tunjukkan kepada siswa bahwa
kata itu dibaca mama. Kemudian tanyakan kepada siswa kata mama itu terdiri dari
huruf apa saja, dan arahkan agar siswa dapat menyimpulkan sendiri bahwa apabila
huruf m digabung dengan huruf a dibaca ma. Berikan contoh yang lain, misalnya: papa,
nana, tata, dan lain-lain. Begitu seterusnya,
guru mulai menggabung-gabungkan konsonan dengan vokal, sehingga seluruh vokal
(a, e, i, o, u) bisa digunakan. Namun untuk konsonan tidak perlu diberikan
semua. Huruf x dan z lebih baik diberikan belakangan. Setelah siswa bisa
membaca gabungan dua huruf konsonan-vokal, susunan bisa diganti menjadi
vokal-konsonan. Misalnya: am, an, as,
dan lain-lain. Setelah ini baru bisa dilanjutkan dengan tiga huruf
(konsonan-vokal-konsonan). Misalnya: man, dan,
bas, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar