2. Metode Kupas-Rangkai
Suku Kata. Berbeda dari metode abjad di atas, metode kupas-rangkai
suku kata ini dimulai dengan pengenalan kata terlebih dahulu. Misalnya: mama.
Kita perlu juga menjelaskan arti kata mama itu kepada siswa agar mereka
mendapatkan makna dari apa yang dipelajari.
Kata mama
kemudian dipisahkan menjadi dua suku kata yaitu ma dan ma
(ma-ma). Masing-masing suku kata dikupas lagi menjadi huruf-huruf, sehingga
siswa mengenal bahwa kata mama itu terdiri dari huruf m-a-m-a.
Mengingat empat huruf (yang
sebetulnya hanya dua huruf) ini tentunya lebih mudah bagi siswa daripada
langsung mengingat empat huruf misalnya madu (m-a-d-u). Jadi, mulai dari yang
mudah dan dekat dengan kehidupan siswa, maka siswa akan lebih berhasil. Kegiatan
selanjutnya adalah mengenalkan kata-kata yang lain, sehingga pada akhirnya
siswa bisa membaca sebuah kalimat, misalnya: ini mama saya; itu
bola budi, dan lain-lain.
Contoh kata-kata yang mudah
sebagai pendahuluan
papa
pa-pa p-a-p-a pa-pa
papa
nana
na-na n-a-n-a
na-na nana
mata
ma-ta m-a-t-a
ma-ta mata
3. Metode Global.
Menurut Teori Gestalt, suatu kesatuan lebih bermakna daripada bagian-bagian.
Metode global dimulai dengan mengenalkan kalimat utuh kepada siswa. Contohnya:
ibu makan nasi, disertai gambar, anak membaca tulisan tersebut, baru guru
menjelaskan huruf-huruf yang dirangkai membentuk suku kata, kata, dan kalimat.
Kalimat-kalimat dipilihkan yang
sederhana dan pendek-pendek dahulu, agar siswa tidak mengalami kesulitan.
4. Metode SAS —
Struktural Analisa Sintesa. Metode SAS dilaksanakan dengan menggunakan
kartu kalimat dan papan flanel. Mula-mula guru menunjukkan gambar kepada siswa
(jika benda asli bisa dihadirkan tentunya lebih baik jika benda asli
ditunjukkan terlebih dahulu).
Misalnya guru menunjukkan bola
kepada siswa, kemudian berkata, ”Anak-anak, ini bola.” Suruh
siswa mengulangi kata-kata guru. ”ini apa?” Siswa menjawab, ”ini bola.” Apabila
siswa hanya menjawab bola saja, maka guru perlu membetulkan
ucapan siswa, ”ini bola.” Guru menyuruh siswa menirukan kata-kata guru.
Kegiatan selanjutnya, guru
menempelkan gambar bola di papan tulis. Di bawah gambar bola itu ditempelkan
tulisan ini bola. Guru menunjukkan contoh membaca tulisan ini
bola, dan siswa disuruh menirukan. Pastikan bahwa siswa seluruh kelas
memperhatikan tulisan ketika mengucapkan kalimat ini bola.
Gambar diambil, tulisan ini bola tetap tertempel di papan
tulis. Guru menyuruh siswa membaca kembali tulisan ini bola
tadi.
Kegiatan selanjutnya adalah
menganalisis kalimat ini bola, menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf. Setelah itu, huruf-huruf dikembalikan menjadi suku kata, suku
kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (sintesa).
Berikut adalah contohnya:
membaca kalimat, gambar tidak diperlihatkan.
ini bola
ini bola
i ni bo la
i n i b o l a
i ni bo la
ini bola
ini bola
ini bola
i ni bo la
i n i b o l a
i ni bo la
ini bola
ini bola